Di tengah kemajuan ilmu kedokteran modern, semakin banyak orang di seluruh dunia mulai melirik pengobatan komplementer sebagai bagian dari upaya penyembuhan yang lebih menyeluruh. Berbeda dengan pengobatan konvensional yang fokus pada gejala, pengobatan komplementer bertujuan memperkuat daya tahan tubuh, memperbaiki akar masalah, dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara holistik.
Negara-negara seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat telah mengintegrasikan terapi seperti akupunktur, herbal, suplemen nutrisi, terapi pikiran-tubuh (mind-body), dan detoksifikasi organ ke dalam sistem layanan kesehatannya. Bahkan rumah sakit besar kini memiliki unit khusus untuk layanan integratif—menunjukkan bahwa pendekatan ini bukan sekadar alternatif, tetapi pelengkap penting dalam penanganan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan jantung.
Pasien kini tidak hanya ingin “sembuh”, tetapi juga merasa lebih seimbang, berenergi, dan berdaya dalam menghadapi penyakit. Inilah alasan mengapa pengobatan komplementer semakin populer: bukan untuk menggantikan dokter, tapi untuk mengoptimalkan penyembuhan.